Breaking News

Garda Pembela Umat Provokatif Salahkan BIN Atas Penyerangan Pemuka Agama




JAKARTA – Garda Pembela Ulama (GPU) mengeluarkan pernyataan kontroversial dengan menyalahkan Badan Intelijen Negara (BIN) atas kasus penyerangan pemuka agama yang terjadi akhir-akhir ini. Tidak hanya itu GPU juga menuding terdapat aktor intelektual di balik kasus ini daris ebuah operasi intelijen.
Koordinator Nasional Garda Pembela Ulama (GPU), Sugeng mengatakan, tudingan itu karena kejadian berlangsung secara sistematis dengan sasaran yang sama dan dalam rentang waktu yang hampir bersamaan.
“Setelah mengevaluasi, menganalisis menelaah dengan seksama maka kami dari Garda Pembela Ulama (GPU) mengambil kesimpulan bahwa lembaga negara yang bertanggung jawab untuk mengantisipasi, deteksi dini dari semua kejadian ini adalah tanggung jawab dari Badan Intelejen Negara (BIN) yang di pimpin oleh saudara Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan,” kata Sugeng dalam siaran persnya yang di terima redaksi, Kamis (01/03).
Atas tudingan yang tidak berdasar itu, GPU malah meminta Presiden Jokowi mencopot BG dari jabatannya sebagai Kepala BIN. GPU menilai BG gagal berkali-kali mengantisipasi penyerangan pada para tokoh agama wabil khusus para ulama.
Sugeng menambahkan, GPU juga mengundang para ikhwan dari ormas Islam, alumni aksi 212, Organisasi kepemudaan Islam lainnya untuk bersama sama menggelar aksi pada Jumat 02 Maret 2017 mulai pukul 14.00 WIB dengan titik kumpul Masjid Cut Mutia Cikini Jakarta Pusat menuju Istana negara dengan estimasi masa 1000 orang.
Pernyataan GPU ini sangat mempolitisir kejadian penyerangan tokoh agama sebagai media untuk menebar fitnah dan menurunkan persepsi positif masyarakat terhadap Kepala BIN. Sebab tidak ada kaitan antara BIN dengan penyerangan pemuka umat.
Garda Pembela Ulama juga tidak memiliki bukti yang menunjukkan bahwa penyerangan tersebut terkoordinir dan ditujukan untuk meneror para ulama. Pada kenyataannya tidak hanya tokoh agama Islam yang mengalami penyerangan tersebut, ada tokoh agama lain yang juga mengalami serangan.
Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto menyatakan rentetan penyerangan kepada tokoh agama belakangan telah diatur sedemikian rupa. Penggunaan orang gila sebagai penyerang juga bukan modus baru.
Selain itu, mobilisasi massa yang dilakukan hanya akan menimbulkan instabilitas sosial, mengganggu ketertiban umum dan melemahkan ketahanan nasional.

Sumber : http://bacafakta.com/garda-pembela-umat-provokatif-salahkan-bin-atas-penyerangan-pemuka-agama/

No comments:

Powered by Blogger.